Sebuah Nama Sebuah Cerita | Story of Bhonar
Masih pada mau ngebhons kan? brengkettss..
Dari beberapa klien gue, banyak yang nanya marga kau apa ( logat batak )? Bahkan sebelum ketemu langsung merika kira nama bhonar itu tinggi besar, item langsat, dan muka sangar mirip tukang pukul yang ada di film - film, ahee. Nah ketika ditanya marga, gue langsung spontan jawab sebenernya aku gak ada marga Mas, Mbak, Bapak dan Ibu, tapi karena bonar sangat melekat dengan Naga, lebih tepatnya gue turunan Naga! nyembur dong, bhahahaha *sambil tertawa lepas karena mengibur diri*
Nama gue asli itu Muhamad Yana Zulfikar, lahir dari keluarga petani yang setiap hari kerjaanya nyawah dan becocok tanam, sempet dibahas di artikel sebebelumnya yah. Gue lahir hari Jumat tanggal 22 Desember 1989 di desa cibening kecamatan bungur sari kab. purwakarta alias masih dataran kerajaan Prabu Siliwangi, Sunda tea :)
Ketika berenjak umur 2 ( dua ) tahun yang waktu itu sudah disunat, gue hijrah ikut keluarga Bapak di Bojong Kp Baru yang masih daerah purwakarta juga. Secara geografis kampung ini sangat strategis, masih banyak sawah - sawah sejauh mata memandang, kala itu. Dari Stasiun kota/purwakarta bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Keluar dari gang gue bisa langsung menikmati keindahan situ buleud yang sejarahnya dulu adalah pemandian badak, 100 - 200m dari sini bisa langsung ke pusat pemerintahan purwakarta, alun-alun dan mesjid agung. Pasar Rebo dan Pasar Jumat/Kota juga bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Kebayang kan dengan letak strategis seperti ini human culture-nya kaya gimana? hehe
Banyak diantara temen - temen gue yang gak kenal dirinya sendiri, terlena akan mimpi panjang. Saking mudahnya menacari uang dengan cara instan dan kurang baik, mereka menutup mata dengan tidak melihat keluar dan melihat peluang - peluang yang ada dengan kemampuan yang mereka miliki. Gue bisa fonis, orang yang berani hijrah dari kampung itu adalah orang dimana iya lebih maju di bandingkan orang pribumi yang menetap. Minimal pola fikirnya lebih baik :)
Kembali ke si bhonar, Memang di kampung gue itu hampir 97% laki - laki punya nama beken/landihan. Mungkin selain bisa membedakan antara nama - nama yang sama, contoh asep asgar sama asep sawit, panggilan ini bisa membuat lebih satu atau cair dengan lawan bicaranya atau panggilan akrab. Nah, kalian tau kan cerita seorang pencopet dari Sumatera Utara yang menjadi komanadan pasukan perang dalam kemerdekaan Indonesia? Siapa yang tak kenal Nagabonar? yah cerita ini juga menjadi salah satu faktor kenapa jadi Yana Bhonar. Cerita tersebut dibawa oleh temen gue dari batak karo bernama Nata. LINGKUNGAN, bisa memepengaruhi hampir 90% kehidupan kita, tapi tergantung kitanya juga sih, yang pasti tetaplah menjadi orang baik untuk siapapun dan dimana pun.
Nah sekarang orang lebih banyak mengenal bhonar dari pada yana, mau yana mau bhonar sama saja, gue teteplah gue bukan pribadi orang lain :)
Di bawah ini adalah nama - nama temen gue berikut landihannya:
- Asep/Asgar: padahal asli purwakarta bukan garut.
- Nana/Bang Eng
- Maman/Ubong
- Bayu/Rebo
- Kiki/Bekok
- Edi/Aok
- Yudi/Lawe
- Rusdi/Unyum
- Teguh/Geot
- Indra/Cibob
- Mefri/Bomvit
- Heri/Epenk
- Anjar/Wiro
- Agung/Botek
- Rian/Dongseng
Tercengang pas ngelis nama diatas, semuanya gak pada nyambung, gak ada kaitannya jauh sekali anatara nama asli dan nama panggilan kaya langit dan bumi -____#
Gokil yah, tak apalah yah, dan yang pasti adalah "SEBUAH NAMA, SEBUAH CERITA!"
Good mamank (:
BalasHapus